Panduan Lengkap! Cara Pemasangan Penangkal Petir yang Sesuai Standar
Panduan Lengkap! Cara Pemasangan Penangkal Petir yang Sesuai Standar
Pemasangan penangkal petir dapat dipilih sebagai solusi untuk menghindari risiko kerusakan bangunan akibat sambaran petir. Utamanya ketika musim penghujan datang. Gesekan antara awan dan udara dapat menghasilkan gemuruh dengan kuat.
Sambaran petir yang kuat berpotensi mengenai benda yang ada di permukaan bumi. Misalnya saja bangunan rumah tinggal. Bangunan rumah yang tidak memiliki penangkal petir dapat rusak jika terkena sambaran petir.

Sumber: Pinterest/Lightning Protection
3 Jenis Penangkal Petir
Sebelum masuk pada pembahasan tentang cara pemasangan alat penangkal petir, tidak ada salahnya untuk membaca beberapa jenis penangkal petir. Di bawah ini terdapat penjelasan mengenai 3 jenis penangkal petir.
1. Konvensional
Prinsip penangkal petir konvensional tergolong sederhana karena membentuk perisai berupa konduktor. Perisai tersebut nantinya akan mengambil alih aliran petir menuju ke area tanah. Jenis penangkal petir ini bersifat pasif.
Artinya, alat penangkal petir hanya bekerja saat petir dalam kondisi menyambar. Biasanya, penangkal petir konvensional diletakkan dengan posisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan objek di sekitarnya. Bentuknya memiliki ujung yang runcing.
2. Elektrostatis

Pinterest/Shipping Container Home
Jenis penangkal petir yang kedua ini merupakan bentuk pengembangan dari penangkal petir konvensional. Secara teknis, penangkal petir elektrostatis memiliki prinsip yang sama dengan jenis konvensional. Alat ini bekerja menjadi perisai yang mengambil alir sambaran.
Bedanya, penangkal petir elektrostatis bekerja dengan cara mengurangi beda potensial antara awan dan permukaan bumi melalui pelepasan muatan ke udara secara berulang. Sistem ini umumnya memiliki kelengkapan berupa ujung terminal yang mampu mengeluarkan ion.
3. Light Preventor
Light Preventor atau kerap disebut dengan Dissipation Array System merupakan sistem proteksi petir aktif yang dirancang untuk membubarkan muatan listrik sebelum kanal sambaran terbentuk. Alat ini bekerja lebih preventif dibandingkan jenis konvensional.
Kepala emitornya berbentuk sikat yang berisi ribuan serat logam halus. Saat medan listrik berada di atas bangunan mulai meningkat, sikat inilah yang memicu pelepasan ion secara kontinu ke atmosfer.
Panduan Pemasangan Penangkal Petir
Skema penangkal petir dibentuk sedemikian rumah untuk menangkal kemunculan petir yang mengancam bangunan. Alat ini bekerja dengan menghantarkan listrik dari sambaran petir ke media lainnya. Berikut panduan untuk pemasangannya.
1. Menyiapkan Sistem Grounding

Sumber: Youtube/Youth Galaxy Android
Pemasangan instalasi penangkal petir mengharuskan persiapan sistem grounding dengan baik. Bagi yang belum mengetahui, grounding merupakan jalur pelepasan arus petir ke dalam tanah dengan aman.
Sistem ini umumnya terdiri dari batang elektrode tembaga atau galvanis yang ditanam vertikal ke dalam tanah sedalam minimal 2 hingga 3 meter. Perbedaan kedalam tergantung dengan kondisi tanah setempat.
2. Memasang Grounding

Sumber: portablepowerguides.com
Cara pemasangan penangkal petir berkaitan dengan proses pemasangan grounding. Pemasangan yang baik sangat menentukan keberhasilan sistem penangkal petir. Jika aliran petir tidak tersalur sempurna ke bumi, loncatan arus akan membahayakan instalasi lain.
Tanam batang grounding secara vertikal atau horizontal ke dalam tanah. Untuk memastikan efektivitasnya, sambungan antara kabel penyalur dan batang grounding memakai klem yang kuat dan tahan korosi.
3. Menyiapkan Tombak

Sumber: www.sinarlistrik.com
Baik cara memasang penangkal petir sederhana maupun yang lebih kompleks, keduanya memerlukan kehati-hatian. Tahapan yang ketiga berkaitan dengan persiapan tombak atau sering disebut dengan splitzen.
Tombak penangkal petir harus dipasang di beberapa titik strategis pada bangunan. Terutama di bagian atap atau titik tertinggi dari struktur bangunan. Perhatikan penempatan tombak sebagai langkah awal untuk menyiapkannya.
4. Pemasangan Tombak

Sumber: tiang.jalan.co.id
Pemasangan alat penangkal petir membutuhkan perencanaan yang matang. Termasuk pemasangan splitzen yang menyebar di beberapa titik bangunan. Splitzen sebaiknya diletakkan pada bagian atap dengan jarak 6 meter dari satu splitzen ke splitzen lainnya.
Adanya jarak minimal antar tombak berguna untuk menghindari tumpang tindih. Pemasangan tombak yang terlalu tumpang tindih justru berpotensi menimbulkan bahaya sehingga alat penangkal petir tidak mampu bekerja secara maksimal.
5. Perhatikan Tinggi Tombak

Sumber: www.lightningprotection.com
Tidak kalah penting dengan pemilihan spesifikasi teknis pemasangan penangkal petir yang bagus. Pemasangan splitzen atau tombak harus memiliki tinggi yang sama. Kesejajaran ini turut mempengaruhi fungsinya.
Kesamaan tinggi ini penting agar distribusi tegangan dan area perlindungan dari setiap splitzen berjalan seimbang. Jika ada perbedaan tinggi yang signifikan, maka salah satu splitzen bisa menjadi titik sambaran yang lebih dominan.
6. Hubungkan Kabel ke Instalasi Grounding

Sumber: www.installation-renovation-electrique.com/
Aturan pemasangan penangkal petir yang terakhir yakni menyambungkan kabel tembaga dari splitzen yang terpasang ke instalasi grounding. Dengan begitu, alat penangkal petir akan mulai bekerja.
Titik sambungan antara kabel dan batang grounding perlu untuk dilindungi menggunakan pelindung mekanis, seperti box atau lapisan isolator. Tujuannya agar kinerja alat tidak mudah terganggu oleh aktivitas di sekitar tanah.
Penutup
Pemasangan penangkal petir bisa menjadi salah satu langkah antisipasi yang efektif untuk melindungi bangunan dari ancaman sambaran petir. Langkah ini berguna agar keamanan bangunan menjadi lebih terjaga dan tidak mudah rusak.